PERAWATAN LUKA JAHITAN PERINEUM
a. Pengertian Perawatan Luka
Perineum
Perawatan adalah proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia (biologis,
psikologis, sosial dan spiritual) dalam rentang sakit sampai dengan sehat
(Aziz, 2004). Perineum adalah daerah antara kedua belah paha yang dibatasi oleh
vulva dan anus (Danis, 2001). Jadi perawatan perineum adalah pemenuhan
kebutuhan untuk menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus
pada ibu yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya
organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil ( Anonimity, 2009 ).
b. Gangguan Integritas Kulit pada Proses
Persalinan
1) Episiotomi
Episiotomi adalah insisi pada perineum untuk memperbesar mulut vagina.
Jenis episiotomi ditentukan berdasarkan tempat dan arah insisi antara lain :
a) Episiotomi garis medial
Paling sering dilakukan. Episiotomi ini efektif, mudah diperbaiki, dan
biasanya nyeri yang timbul lebih ringan. Kadang-kadang dapat terjadi perluasan
melalui sfingter rectum (laserasi derajat ketiga ) atau bahkan ke kanal ani
(laserasi derajat keempat ).
b) Episiotomi mediolateral
Dilakukan pada persalinan dengan tindakan jika ada kemungkinan terjadi
perluasan kearah posterior. Meskipun dengan demikian robekan derajat empat
dapat dihindari, tetapi robekan derajat tiga dapat terjadi. Selain itu, Jika dibandingkan
dengan episiotomi medial, kehilangan darah akan lebih banyak dan perbaikan
lebih sulit serta lebih nyeri.
2) Laserasi
a) Laserasi
Perineum (Robekan Perineum)
Robekan pada perineum terjadi pada hampir semua persalinan dan tidak jarang
juga pada persalinan berikutnya, namun hal ini dapat dihindarkan atau dikurangi
dengan jalan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin
dengan cepat.
Robekan
perineum dapat di bagi 4 tingkat :
(1) Tingkat 1 : Robekan
hanya terjadi pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa mengenai kulit
perineum.
(2) Tingkat 2 : Robekan
mengenai selaput lendir vagina dan otot perinel transversalis, tetapi tidak
mengenai otot sfingter ani.
(3) Tingkat 3 : Robekan
mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani.
(4) Tingkat 4 : Robekan
mengenai perineum sampai dengan otot sfingter ani dan mukosa rectum
b) Laserasi
Vagina
c) Laserasi
Serviks (Cedera Serviks)
(Bobak dkk,
2004)
c. Tujuan Perawatan Luka Perinium
1) Untuk mencegah terjadinya infeksi di
daerah vulva, perineum, maupun di dalam uterus
2) Untuk penyembuhan luka perinium
(jahitan perineum)
3) Untuk kebersihan perineum dan vulva
4) Untuk mencegah infeksi seperti
diuraikan diatas bahwa saat persalinan vulva merupakan pintu gerbang masuknya
kuman-kuman. Bila daerah vulva dan perineum tidak bersih, mudah terjadi infeksi
pada jahitan perineum saluran vagina dan uterus.
(Wahyu, 2011)
d. Waktu Perawatan Luka perineum
1) Saat mandi
Pada saat mandi, ibu post partum pasti melepas pembalut, setelah terbuka
maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada cairan yang tertampung
pada pembalut, untuk itu maka perlu dilakukan penggantian pembalut, demikian
pula pada perineum ibu, untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
2) Setelah buang air kecil
Pada saat buang air kecil, pada saat buang air kecil kemungkinan besar
terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu pertumbuhan
bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan perineum.
3) Setelah buang air besar.
Pada saat buang air besar, diperlukan pembersihan
sisa-sisa kotoran disekitar anus, untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri
dari anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses
pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan (Wilujeng, 2011).
e. Cara Perawatan Luka Perineum
Perawatan
perineum dapat mengurangi kemungkinan terjadinya infeksi dengan cara menjaga
kebersihan perineum caranya sebagai berikut:
1) Persiapan :
a) Siapkan air hangat
b) Sabun dan washlap
c) Handuk kering dan bersih
d) Pembalut ganti yang secukupnya
e) Celana dalam yang bersih
2) Cara merawatnya :
a) Lepas semua pembalut dan cebok dari
arah depan ke belakang
b) Washlap dibasahi dan buat
busa sabun lalu gosokkan perlahan washlap yang sudah ada busa
sabun tersebut ke seluruh lokasi luka jahitan. Jangan takut dengan rasa nyeri,
bila tidak dibersihkan dengan benar maka darah kotor akan menempel pada luka
jahittan dan menjadi tempat kuman berkembang biak.
c) Bilas dengan air hangat dan ulangi
sekali lagi sampai yakin bahwa luka benar – benar bersih. Bila perlu lihat
dengan cermin kecil.
d) Setelah luka bersih boleh berendam dalam
air hangat dengan menggunakan tempat rendam khusus. Atau bila tidak bisa
melakukan perendaman dengan air hangat cukup di siram dengan air hangat.
e) Kenakan pembalut baru yang bersih dan
nyaman dan celana dalam yang bersih dari bahan katun. Jangan mengenakan celana
dalam yang bisa menimbulkan reaksi alergi.
f) Segera mengganti pembalut jika
terasa darah penuh, semakin bersih luka jahitan maka akan semakin cepat sembuh
dan kering.
g) Konsumsi makanan bergizi dan
berprotein tinggi agar luka jahitan cepat sembuh. Makanan berprotein ini bisa
diperoleh dari telur, ikan, ayam dan daging, tahu, tempe. Jangan pantang
makanan, ibu boleh makan semua makanan kecuali bila ada riwayat alergi.
h) Luka tidak perlu dikompres obat
antiseptik cair tanpa seizin dokter atau bidan.
3) Lamanya jahitan mengering
Luka jahitan rata-rata akan kering dan baik dalam waktu
kurang dari satu minggu. Bila keluar darah kotor bau busuk dari
jalan lahir, ibu panas, dan luka jahitan bengkak kemerahan terasa sangat nyeri
atau luka jahitan bernanah.
Ada beberapa
catatan yang perlu diketahui:
a) Luka jahitan terasa sedikit nyeri
Jangan cemas, rasa nyeri ini akibat terputusnya jaringan syaraf dan
jaringan otot , namun semakin sering di gerakkan maka nyeri akan berkurang.
Bila ibu hanya berbaring terus menerus dan takut bergerak karena nyeri akan
menghambat proses penyembuhan. Sirkulasi darah pada luka menjadi tidak lancar.
b) Luka terlihat sedikit bengkak dan
merah
Pada proses penyembuhan luka tubuh secara alami akan memproduksi zat – zat
yang merupakan reaksi perlawanan terhadap kuman. Sehingga dalam proses
penyembuhan luka kadang terjadi sedikit pembengkakan dan kemerahan. Asalkan
luka bersih ibu tak perlu cemas. Bengkak dan merah ini bersifat sementara.
Beberapa
keluarga masih ada yang menganjurkan untuk mengurangi minum air putih agar
jahitan cepat kering. Hal ini sama sekali tidak dibenarkan. Justru ibu harus
minum yang banyak, minimal 8 gelas sehari untuk memperlancar buang air kecil,
mengganti cairan tubuh yang hilang dan memperlancar proses pengeluaran
ASI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar