BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pemahaman remaja
tentang HIV/ AIDS masih sangat minim. Padahal, remaja termasuk kelompok usia
yang rentan dengan perilaku berisiko. Deputi Sekretaris Komisi Penanggulangan
AIDS Nasional (KPAN) Bidang Pengembangan Program Kemal Siregar mengatakan,
salah satu indikator kinerja pengendalian HIV/AIDS ialah pengetahuan.
Persentase perempuan dan laki-laki usia muda (15-24 tahun) yang mampu menjawab
dengan benar cara-cara pencegahan penularan HIV serta menolak pemahaman yang
salah mengenai penularan HIV baru 14,3 persen. Persentase itu antara lain
mengindikasikan belum banyak remaja yang menguasai dengan komprehensif dan
benar tentang HIV/AIDS. Edukasi remaja menjadi penting karena remaja termasuk
orang terinfeksi HIV. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah kasus AIDS
(kumulatif) sampai Agustus 2012 dari semua umur 21.770 orang. London – Dua ilmu
wan yang menemukan HIV berbagi Nobel Kedokteran dengan ilmuwan yang mengkaitkan
HPV dengan kanker rahim, adapun kedua ilmuwan ini masing-masing Barré-Sinoussi
dan Luc Montagnier. Keduanya dinilai berjasa dengan penelitian mereka dalam
nememukan virus penyebab AIDS.
Komite Nobel
mengatakan penemuan kedua warga Perancis itu amat vital dalam membantu para
ilmuwan memahami biologi dari virus yang mengancam dunia.
Lebih dari 25 juta orang meninggal akibat HIV/AIDS
sejak tahun 1981 dan di seluruh dunia tercatat 33 juta orang yang mengidap
virus HIV. Temuan Sinoussi dan Montagnier antara lain mendorong metode diagnosa
pasien maupun dalam memeriksa darah, yang membatasi penyebaran wabah
HIV/AIDS.Walau masih belum ditemukan obat untuk HIV, dalam beberapa tahun
belakangan penyakit itu tidak lagi menjadi hukuman mati langsung bagi
penderitanya.Pengobatan saat ini sudah berhasil memperpanjang masa hidup
pengidap HIV sampai puluhan tahun.
Sementara itu Harald zur Hausen, asal Jerman, meraih
Nobel Kedokteran karena jasanya dalam mengkaitkan HPV, atau human papilloma
virus, dengan kanker rahim.
HPV bisa
dideteksi pada 99,7% yang menderita kanker rahim dan infeksi virus itu
diperkirakan menyebabkan sekitar 5% dari total kanker di seluruh dunia. Hasil
temuan Professor zur Hausen membantu para ilmuwan untuk mengembangkan vaksin
bagi HPV.
1.2
Tujuan
1.2.1
Tujuan Umum
Untuk menambah
pengetahuan, wawasan, dan keterampilan
penulis dalam memberikan promosi kesehatan dengan masalah HIV AIDS pada remaja.
1.2.2
Tujuan Khusus
·
Untuk
mengetahui lebih jauh tentang HIV AIDS pada remaja,
·
Untuk
mengetahui tentang sebab terjadinya HIV AIDS pada remaja,
·
Untuk
mengetahui penatalaksanaan pada remaja yang terkena HIV AIDS.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian HIV/AIDS
Acquired Immunodeficiency Syndrome atau
Acquired Immune Deficiency Syndrome (disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala
dan infeksi (atau: sindrom) yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh
manusia akibat infeksi virus HIV; atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang
menyerang spesies lainnya (SIV,FIV,dll). Virusnya sendiri bernama Human
Immunodeficiency Virus HIV), yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh
manusia. Orang yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi
oportunistik ataupun mudah terkena tumor. Meskipun penanganan yang telah ada
dapat memperlambat laju perkembangan virus, namun penyakit ini belum
benar-benar bisa disembuhkan.
HIV dan virus-virus sejenisnya umumnya
ditularkan melalui kontak langsung antara lapisan kulit dalam (membran mukosa) atau
aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV, seperti darah, air mani,
cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu. Penularan dapat terjadi
melalui hubungan intim (vaginal, anal, ataupun oral), transfusi darah, jarum
suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama kehamilan, bersalin,
atau menyusui, serta bentuk kontak lainnya dengan cairan-cairan tubuh tersebut.
Para ilmuwan umumnya berpendapat bahwa AIDS berasal dari Afrika Sub-Sahara.
Kini AIDS telah menjadi wabah penyakit. AIDS diperkiraan telah menginfeksi 38,6
juta orang di seluruh dunia. Pada Januari 2006, UNAIDS bekerja sama dengan WHO
memperkirakan bahwa AIDS telah menyebabkan kematian lebih dari 25 juta orang
sejak pertama kali diakui pada tanggal 5 Juni 1981. Dengan demikian, penyakit
ini merupakan salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS diklaim
telah menyebabkan kematian sebanyak 2,4 hingga 3,3 juta jiwa pada tahun 2005
saja, dan lebih dari 570.000 jiwa di antaranya adalah anak-anak. Sepertiga dari
jumlah kematian ini terjadi di Afrika Sub-Sahara, sehingga memperlambat
pertumbuhan ekonomi dan menghancurkan kekuatan sumber daya manusia di sana.
Perawatan antiretrovirus sesungguhnya dapat mengurangi tingkat kematian dan
parahnya infeksi HIV, namun akses terhadap pengobatan tersebut tidak tersedia
di semua Negara.
Hukuman
sosial bagi penderita HIV/AIDS, umumnya lebih berat bila dibandingkan dengan
penderita penyakit mematikan lainnya. Kadang-kadang hukuman sosial tersebut
juga turut tertimpakan kepada petugas kesehatan atau sukarelawan, yang terlibat
dalam merawat orang yang hidup dengan HIV/AIDS (ODHA).
2.2 Cara Penularan Virus HIV?
HIV menular melalui cairan tubuh seperti
darah, air mani, cairan vagina, air susu ibu dan cairan lainnya yang mengandung
darah. Virus tersebut menular melalui :
·
Melakukan penetrasi seks yang tidak aman
dengan seseorang yang telah terinfeksi. Kondom adalah satu–satunya cara dimana
penularan HIV dapat dicegah.
·
Melalui darah yang terinfeksi yang diterima
selama transfusi darah dimana darah tersebut belum dideteksi virusnya atau
pengunaan jarum suntik yang tidak steril.
·
Dengan mengunakan bersama jarum untuk
menyuntik obat bius dengan seseorang yang telah terinfeksi.
·
Wanita hamil dapat juga menularkan virus
ke bayi mereka selama masa kehamilan atau persalinan dan juga melalui menyusui.
2.3 Gejala-Gejala AIDS
Sejak pertama seseorang terinfeksi virus
HIV, maka virus tersebut akan hidup dalam tubuhnya, tetapi orang tersebut tidak
menunjukkan gejala penyakit namun terlihat betapa sehat, aktif, produktif
seperti biasa. Karena gejala-gejala AIDS tampak setelah + 3 bulan. Adapun
gejala-gejala AIDS itu sendiri adalah :
Berat badan turun dengan drastis.
·
Demam
yang berkepanjangan(lebih dari 38 0C),
·
Pembesaran
kelenjar (dileher), diketiak, dan lipatan paha)yang timbul tanpa sebab,
·
Mencret
atau diare yang berkepanjangan,
·
Timbulnya
bercak-bercak merah kebiruan pada kulit (Kanker kulit atau KAPOSI SARKOM),
·
Sesak
nafas dan batuk yang berkepanjangan,
·
Sariawan
yang tidak sembuh-sembuh.
Semua itu adalah gejala-gejala yang dapat kita lihat
pada penderita AIDS, yang lama-kelamaan akan berakhir dengan kematian.
2.4 Yang Beresiko Tinggi Terkena HIV
Orang atau kelompok orang yang beresiko
tinggi terkena AIDS. Kelompok yang sangat beresiko tinggi diantaranya adalah
para homoseksual dan Heteroseksual yang suka bergonta ganti pasangan, khususnya
yang suka jajan (dalam tanda petik "melalui pelacuran"). Jika dilhat
dari kelompok usia, maka yang sangat beresiko tinggi penularan Virud HIV adalah
kelompok remaja atau anak muda yaitu usia sekitar 13-25 tahun. Karena kelompok
usia tersebut pergaulan bebasnya sangat tinggi terlebih di negara-negara yang
tidak mengutamakan nilai moral, etik, dan agama. Sebagai contoh di Amerika
serikat, katanya 7 dari 10 wanita dan 8 dari 10 pria melakukan hubungan seksual
sebelum umur 20 tahaun atau dibwah 20 tahun. Dan satu dari 6 pelajar wanita
yang pergaulannya sangat bebas (sexually active), paling sedikit telah
berganti-ganti pasangan dengan 4 pria yang berbeda ( wow sangat mengherankan
buat saya).
Satu
lagi, setiap tahunya 1-7 remaja tersebut terkena penyakit kelamin (Veneral
Disease). Dan masih banyak lagi penyakit yang disebabakn pergaulan bebas dan
seks bebas seperti kecing nanah, sifilis, PHS (Penyakit Hubungan Seksual) atau
PMS ( Penyakit Menular Seksual) dan lain-lainnya. Selain itu permasalahan lain
yang berdampak resiko tertular Virus HIV
adalah orang yang pergi dari rumah dan bisanya terjadi pada usaia remaja
juga yang berusia sekitar 12-17 tahun yang terctat sekarang ini 85% wanita
maupun pria yang pergi dari rumah termasuk golongan seksual aktif dan juga
termasuk golongan pencadu narkoba atau narkotika. Remaja putri yang pergi dari
rumah 34% biasanya hamil dan sangat beresiko
tinggi tertular virus HIV.
2.5
Penatalaksanaan
Ø
Pendidikan seks sejak dini
Pendidikan seks sejak dini sebetulnya
bukan hal baru lagi,sejak dulu sudah banyak orang mengkampanyekan agar orang
tua dan dunia pendidikan mengenalkan anak sejak usia dini tentang seks. Tetapi
sepertinya belum berhasil,sebab masih saja orang tua kita menggangap pendidikan
seks bagi anak hal yang tabu. Sehingga ketika anak tidak mendapat ajaran yang
baik tentang seks. Maka Sang anak pun dimasa pubernya akan terus mencari tahu
rasa penasaran tentang apa seks itu. Hal
yang paling mengkhwatirkan Di era keterbukaan informasi seperti saat ini,
informasi seks bisa dengan mudah diperoleh seorang anak, seperti dari internet,
televisi atau pengetahuan dari teman sebayanya. Bisa saja saat remaja, mereka
telah mengetahui lebih banyak tentang seks dan kemungkinan besar dari sudut
pandang yang salah. Otak remaja akan
merekam sensasi yang pernah dilihat dan menjadikannya memori yang permanen
karena adanya sebuah ransangan yang menyenangkan terhadap momen tersebut.
Dengan adanya momen yang telah tertanam ini,maka pikiran seorang wanita remaja
akan bisa secara acak memunculkan momen tersebut. Ketika momen itu datang,maka
birahi juga akan terdorong untuk dipuaskan.
Ketika naluri seks anak di usia remaja ini tidak diarahkan dengan baik dan
benar maka seks bebas dan hamil di luar nikah sebagai akibatnya. Itulah mengapa
pendidikan seks pada anak sejak dini itu penting. Karena dengan memberikan
Pemahaman dan pendidikan seks sejak usia dini ini diharapkan agar anak
memperoleh informasi yang tepat soal seks.Mengajarkan masalah seks pada
anak-anak memang tidaklah mudah. Jika salah paham bisa-bisa anak malah takut,
bukannya mengerti bahkan salah mengerti. Tetapi Pendidikan seks tidak harus
bicara tentang anggota tubuh, melainkan lebih terfokus pada bagaimana mereka
mengenal dirinya, punya konsep diri yang positif dan matang. Mengajari anak nama-nama anggota tubuh
termasuk alat kelamin mereka Pada saat anak berusia 2-3 tahun, mengajari anak
mengenai fungsi alat kelamin mereka pada usia memasuki usia prasekolah sampai
lulus sekolah dan ketika memasuki usia remaja, mengajari mereka bagaimana
mereka mengalami pubertas, seperti berubahnya bentuk tubuh dan organ-organ
vital mereka, terjadinya menstruasi pada anak perempuan dan mimpi basah pada
anak laki-laki. Merupakan tahapan usia-usia anak saat memberikan pendidikan
seks yang benar.
Jika
sang anak mendapat pendidikan seks yang baik dan benar dari orang tua,bukan
tidak mungkin seks bebas dikalangan remaja bisa diatasi dan tingkat penderita
HIV/AIDS bisa dikurangi. Sehingga kampanye pemakaian kondom saat ini bisa
diperuntukkan bagi kalangan remaja yang sudah terlanjur terkena penyakit ini
dan pekerja seks komersial yang berisiko lebih besar terkena penyakit HIV/AIDS.
Kampanye penggunaan kondom merupakan sebuah solusi mencegah penularan penyakit
HIV/AIDS tetapi solusi untuk mencegah semakin banyaknya korban yang terkena
penyakit HIV/AIDS adalah memberikan pendidikan seks sejak usia Dini agar
anak-anak kita di usia remaja tidak menjadi korban. 1. Melakukan program
pencegahan dengan melalui KIE (komunikasi, edukasi & informasi) misalnya
dengan melalui ceramah, seminar, media seperti booklet, leaflet, poster,
sticker, bulletin ataupun majalah/koran.
Ø
Melakukan program penurunan resiko
Selain pencegahan, maka perlu juga
dilakukan program-program yang secara langsung ditujukan pada para IDU's
misalnya dengan penyediaan jarum suntik steril, memberikan penyuluhan kepada
mereka dan partner seks mereka agar mereka menyadari resiko-resiko perilakunya
dalarn kaitannya dengan HIV/AIDS, menyediakan pelayanan konseling bagi para
IDU's maupun bagi IDU's yang sudah hidup dengan HIV/AIDS, menyediakan pelayanan
kesehatan dan juga menyediakan kondom. Memang program penurunan resiko ini cukup
dilematis, di satu pihak itu memberikan kesan bahwa program ini justru
melegalkan penyalahgunaan napza ataupun hubungan seks, namun di pihak lain ini
merupakan sebuah strategi yang cukup efektif khususnya bagi remaja yang sudah
aktif menggunakan napza, maupun yang sudah seksual aktif. Hal yang perlu
diingat adalah bahwa kondisi remaja itu berbeda-beda, ada yang perilakunya
tidak / kurang beresiko namun ada pula remaja yang perilakunya beresiko tinggi,
dan tentu saja hal ini harus disikapi dengan metode yang berbeda sesuai dengan
karakteristiknya.
Ø
Melakukan program outreach dan pendidik
teman sebaya
Remaja biasanya lebih dekat dengan teman
sebayanya dibandingkan dengan orang tua ataupun gurunya sehingga apabila ada
permasalahan maka mereka lebih suka untuk datang ke temannya baik untuk
menceritakan maupun meminta solusi atas permasalah yang dialaminya. Dengan
adanya program pendidik teman sebaya ini maka remaja akan menjadi nara sumber
bagi remaja lainnya.
Ø
Melalui rehabilitasi
Bagi remaja yang sudah ketagihan dan
pengkonsumsi berat narkoba maka tidak ada jalan lagi kecuali 'disembuhkan'
dengan cara rehabilitasi baik secara medis, psikis (spiritual) dan cara-cara
yang lainnya. Masa remaja memanglah masa yang indah, penuh dengan petualangan,
sekaligus penuh dengan resiko, termasuk ketagihan obat-obat terlarang. Hai
remaja akankah kamu menyia-nyiakan masa mudamu dengan hal yang akan mengubur
masa depanmu dan cita-citamu?
2.6 Masalah Yang Di Hadapi Orang Tua Untuk Berbicara
Mengenai Soal-Soal Yang Berhubungan Dengan HIV/AIDS
1.
Orang
tua tidak tahu apa yang terjadi pada anaknya,
2.
Orang
tua tidak ada saat di butuhkan,
3.
Orang
tua mengalami kesulitan menjawab pertanyaan remaja,
4.
Orang
tuan punya cukup informasi dan malu atau takut salah.
2.7 Cara Berkomunikasi Dengan Remaja
Dasar
Komunikasi :
Komunikasi adalah secara penyampaian pikiran dan
perasaan melalui bahasa, pembicaraan, pendengar, dan gerak tubuh.
Tujuan
Komunikasi
1.
Membangun
hubungan yang harmonis remaja,
2.
Membentuk
suasana keterbukaan dan mendengar,
3.
Membuat
remaja mau berbicara saat menghadapi masalah,
4.
Membuat
remaja mau mendengar dan menghargai orang tua.
BAB
IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah di atas itu,
bawasannya kita harus Waspada terhadap Virus HIVAIDS. Di atas juga menjelaskan
tentang pengertian HIV AIDS, asal usul-nya, cara penularannya, masa inkubasinya,
gejalanya hingga yang beriso tinggi terkena HIV AIDS. Anda bisa membacanya
dengan lebih lengkap lagi di atas yang telah saya susun dengan rapi. Kita
sebagai orang yang sehat harus waspada terhadap virus tersebut, kalau bisa kita
juga jangan sampai terlibat/terkena virus HIV AIDS.
4.2 Saran
Saran kami kepada pembaca jangan mendekatlah dengan virus HIV
AIDS agar kita tidak terjerumus ke dalam virus tersebut, biasanya orang yang
terkena virus HIV itu gara-gara orang itu psiko tinggi (heteroseksual) biasanya
banyak terjadi pada kaum perempuan yang selalu gonta ganti pasangan. Itulah
saran dari saya, terutama kepada kaum perempuan yang suka gonta ganti pasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar