BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Metode suntika kB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana
nasional serta peminatnya makin bertambah. tingginya minat pemakai suntikan KB
oleh karena aman, sederahan, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat
dipakai pada pascapersalinan.
Dua perusahaan farmasi menemukansuntikan KB hampir bersamaan yaitu
Upjohn company (1958) yang menemukan Depo provera yang mengandung
medroxyprogesteron acetat 150 mg dan cyclofem yang mengandung
medroxyprogesteron acetat 50 mg dan
komponen estrogen sedangkan schering AG (1957) menemukan Norigest 200 mg yang
merupakan derivate testosteron.
B. TUJUAN
a. Tujuan umum
pembaca dapat mengetahui tentang alat kontrasepsi
suntik.
b. Tujuan Khusus
untuk
mencegah terjadinya kehamilan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian KB Suntik
Penggunaan alat kontrasepsi suntik, merupakan suatu tindakan inisiatif.
karea menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan dengan hati-hati
dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. kekhawatiran lain adalah
meningkatnya masalah penyebaran virus hepatitis B, hepatitis C, dan AIDS kepada
klien, provider dan petugas klinik, khususnya petugas kebersihan dan rumah tangga. untuk mengurangi resiko tersebut,
sedapat-dapatnya gunakan gunakan jarum dan alat suntik sekali pakai
(disposable) atau alat suntik jenis baru, yaitu “autodisable syringe”. Bila
menggunakan jarum dan alat suntik pakai ulang (reusable), setelah digunakan,
dekontaminasi segera dengan direndam dalam larutan klorin 0,5% atau disinfektan
lain yang tersedia di daerah setempat.
Upaya tersebut, bila digabung dengan pembuangan jarum dan alat suntik
dengan benar, dapat melindungi petugas klinik / RS, khususnya petugas
kebersihan dan rumah tangga, dai kemungkinan tertular virus hepatitis B atau
AIDS akibat luka tusuk jarum suntik.
setelah didekontaminasi , jarum dan alat suntik pakai ulang harus dicuci
dibilas sampai benar-benar bersih dan kemudian disterilisasi atau didisinfeksi
tingkat tinggi.
A.
Jenis kontrasepsi Suntikan
Tersedia dua jenis kontrasepsi
suntikan yang hanya mngandung progestin, yaitu sebagai berikut.
a.
Depomendroksiprogesteron
asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang memerikan etiap tiga bulan dengan
cara disuntik intramuscular (di daerah bokong).
b.
Depo
noretisteron enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg noretindron enantat,
diberikan setiap dua bulan dengan cara disuntik intramuscular.
B.
Keuntungan KB Suntik
a.
pemberiannya
sederhana setiap 8-12 minggu
b.
tinggkat
efektivitasnya tinggi
c.
hubungan
seks dengan suntikan KB bebas
d.
pengawasan
medis yang ringan
e.
dapat
diberika n pascapersalinan, pasca-keguguran atau pascamenstruasi
f.
tidak
mengganggu pengeluaran laktosi dan tumbuh kembang bayi
g.
suntikan
KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan mendapatkan menstruasi
C.
Kerugian KB Suntik
a.
perdarahan
yang tidak menentu
b.
terjadi
amenorea (tidak dating bulan) berkepanjangan
c.
masih
terjadi kemungkinan hamil
d.
kerugian
atau penyulit inilah yang menyebabkan peserta KB menghentikan suntikan KB
D.
Pelaksanaan Pelayanan
Ruang untuk pasien rawat jalan maupun
ruangan perawata dapat digunakan untuk pemberian kontrasepsi suntik. Bila
mungkin, ruangan tersebut harus berada jauh dari daerah ramai di lingkungan klinik atau rumah sakit.
ruangan tersebut harus:
a.
mendapat
cahaya yang memadai
b.
menggunakan
lantai keramik atau semen agar mudah di bersihkan
c.
bebas
dari debu dan serangga, dan
d.
memiliki
ventilasi yang baik
Fasilitas untuk mencuci tangan juga
harus tersedia didekat ruangan tersebut, termasuk persediaan air bersih yang
mengalir, serta tersedia wadah atau kantung plastic untuk pembuangan limbah
terkontaminasi. wadah tahan tusuk harus dilatakkan di tempat yang aman untuk
pembuangan jarum dan alat suntik.
E.
Persiapan Klien
Karena kulit tidak mungkin
disterilisasikan, antiseptic digunakan untuk meminimalkan jumlah mikroorganisme
pada kulit tempat suntikan harus dilaksanakan. Hal ini mutlak harus
dilaksanakan untuk mengurangi kemungkinan risiko infeksi pada lokasi suntik.
a.
periksa
daerah suntik apakah bersih atau kotor
b.
bila
lengan atas atau pantat yang akan disuntik terlihat kotor, calon klien diminta
membersihkannya denan sabun dan air
c.
biarkan
daerah tersebut kering
F.
Persiapan yang Dilakukan Petugas
Langkah 1 : cuci tangan dengan sabun
dan bilas dengan air mengalir. keringkan dengan handuk atau dianginkan.
Langkah 2 : Buka dan buang tutup
kaleng pada vial yang menutupi karet. hapus karet yang ada dibagian atas vial
dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 60-90 %. biarkan kering (pada
Depo Provera / cyclofem).
Langkah 3 : Bila menggunakan jarum dan
semprit suntik sekali pakai, segera buka plastiknya. Bila menggunakan jarum dan
smprit suntik yang telah di sterilkan dengan DTT. pakai korentang/forsep yang
telah di DTT untuk mengambilnya.
Catatan: jangan
pakai semprit suntik untuk lebih dari sekali suntik. pada penelitian didapatkan
pemakaian satu semprit dengan beberapa jarum dapat menularkan Virus hepatitis
B.
Langkah 4 : pasang jarum pada semprit
suntik dengan memasukkan jarum pada mulut semprit penghubung.
Langkah 5 : Balikkan vial dengan mulut
vial ke bawah. masukkan cairan suntik dalam semprit. gunakan jarum yang sama
untuk menghisap kontrasepsi suntik dan menyuntikan pada klien.
Catatan : Buang kebiasaan untuk tetap
membiarkan I jarum menancap pada vial suntikan, dengan tujuan pemakaian
beberapa kali. cara ini akan menyebabkan hubungan langsung dari udara kedalam
tabung sehingga kuman dapat masuk dan mencemari obat/kontrasepsi suntik.
G.
Persiapan Daerah Suntikan
Langkah 1 : Bersihkan kulit yang akan
disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi oleh ethil/isopropyl alcohol 60-90%
Langkah 2 : Biarkan kulit tersebut
kering sebelum dapat di suntik.
H.
Peralatan
a.
obat yang akan disuntikkan (Depo provera,
cyclofem)
b.
semprit
suntik dan jarrumnya (sekali pakai)
c.
Alkohol
60-90 dan kapas
I.
Teknik Suntikan
a.
Kocok
botol dengan baik, hindarkan kejadiannya gelembung-gelembung udara (pada Depo
provera / cyclofem). keluarkan isinya.
b.
suntikan
secara intramuscular dalam di daerah pantat (daerah gluteal). Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan
tidak bekerja segera dan efektif.
c.
Depo
provera (3 mI / 150 mg atau 1 mI /150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu)
d.
Noristerat
(200 mg) diberikan setiap 2 bulan (8 minggu)
e.
CYClofem
25 mg Medroksi progesterone asetat dan 5 mg estrogen sipionat diberikan setiap
bulan. di Indonesia didaptkan haid teratur pada 85% peserta suntikan cyclofem.
J. Setelah Tindakan Suntik
untuk jarum dan semprit sekali pakai
a.
Jangan
memijat daerah suntik. jelaskan pada klien bahwa obat akan terlalu cepat
diserap.
b.
Jangan
masukkan kembali, dan jangan memengkokkan atau mematahkannya buang jarum dan
semprit ke dalam kotak atau tempat tahan robekkan/ tusukan /tembus, misalnya
kotak kayu, botol plastic, atau kaleng yng mempunyai tutup. botol bekas infus
dapat di pakai, tetapi ada kemungkinan tembus atau robek
c.
Letakkan
kotak tersebut pada tempat yang mudah di jangkau dan mudah di buka tanpa
menggunakan benda tajam
d.
kubur
atau bakar bila kotak tersebut telah 2/3 penuh.
K.
Klien yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi
suntikan progestin
a.
Usia
reproduksi
b.
telah
memiliki anak
c.
menghendaki
kontrasepsi jangka panjang
d.
menyusui
dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e.
setelah
melahirkan dan tidak menyusui
f.
telah
abortus/keguguran
g.
perokok
h.
anemia
defisiensi besi
i.
tekanan
darah lebih dari 180/110 mmHg dengan masalah ganguan pembekuan darah
j.
mendekati
usia menopause
k.
telah
memiliki banyak anak
L.
Klien yang Tidak Boleh Menggunakan kontrasepsi
suntikan progestin.
a.
hamil
atau dicurigai hamil (risiko cacat pada 7 janin per 100.000 kelahiran)
b.
memiliki
riwayat perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c.
tidak
dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore
d.
menderita
kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e.
menderita
diabetes mellitus disertai komplikasi
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kontrasepsi
suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal.
B.
Saran
Bidan harus
berkonsultasi kepada ibu yang ingin menggunakan KB, agar ibu bisa memilih KB
mana yang cocok digunakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar