Minggu, 21 Juni 2015

KONTRASEPSI SUNTIK


BAB I
PENDAHULUAN


A.                Latar belakang
Metode suntika kB telah menjadi bagian gerakan keluarga berencana nasional serta peminatnya makin bertambah. tingginya minat pemakai suntikan KB oleh karena aman, sederahan, efektif, tidak menimbulkan gangguan dan dapat dipakai pada pascapersalinan.
Dua perusahaan farmasi menemukansuntikan KB hampir bersamaan yaitu Upjohn company (1958) yang menemukan Depo provera yang mengandung medroxyprogesteron acetat 150 mg dan cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetat 50 mg  dan komponen estrogen sedangkan schering AG (1957) menemukan Norigest 200 mg yang merupakan derivate testosteron.


B. TUJUAN
a. Tujuan umum
 pembaca dapat mengetahui tentang alat kontrasepsi suntik.
b.  Tujuan Khusus
untuk mencegah terjadinya kehamilan.









BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian KB Suntik
Penggunaan alat kontrasepsi suntik, merupakan suatu tindakan inisiatif. karea menembus pelindung kulit, penyuntikan harus dilakukan dengan hati-hati dengan teknik aseptik untuk mencegah infeksi. kekhawatiran lain adalah meningkatnya masalah penyebaran virus hepatitis B, hepatitis C, dan AIDS kepada klien, provider dan petugas klinik, khususnya petugas kebersihan dan rumah  tangga. untuk mengurangi resiko tersebut, sedapat-dapatnya gunakan gunakan jarum dan alat suntik sekali pakai (disposable) atau alat suntik jenis baru, yaitu “autodisable syringe”. Bila menggunakan jarum dan alat suntik pakai ulang (reusable), setelah digunakan, dekontaminasi segera dengan direndam dalam larutan klorin 0,5% atau disinfektan lain yang tersedia di daerah setempat.
Upaya tersebut, bila digabung dengan pembuangan jarum dan alat suntik dengan benar, dapat melindungi petugas klinik / RS, khususnya petugas kebersihan dan rumah tangga, dai kemungkinan tertular virus hepatitis B atau AIDS akibat luka tusuk  jarum suntik. setelah didekontaminasi , jarum dan alat suntik pakai ulang harus dicuci dibilas sampai benar-benar bersih dan kemudian disterilisasi atau didisinfeksi tingkat tinggi

A.            Jenis kontrasepsi Suntikan 
 Tersedia dua jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mngandung progestin, yaitu sebagai berikut.
a.             Depomendroksiprogesteron asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA yang memerikan etiap tiga bulan dengan cara disuntik intramuscular (di daerah bokong).
b.            Depo noretisteron enantat (Depo Noristerat), mengandung 200 mg noretindron enantat, diberikan setiap dua bulan dengan cara disuntik intramuscular.

B.   Keuntungan KB Suntik
a.             pemberiannya sederhana  setiap 8-12 minggu
b.            tinggkat efektivitasnya tinggi
c.             hubungan seks dengan suntikan KB bebas
d.            pengawasan medis yang ringan
e.            dapat diberika n pascapersalinan, pasca-keguguran atau pascamenstruasi
f.              tidak mengganggu pengeluaran laktosi dan tumbuh kembang bayi
g.             suntikan KB cyclofem diberikan setiap bulan dan peserta KB akan mendapatkan menstruasi


C.            Kerugian KB Suntik
a.             perdarahan yang tidak menentu
b.            terjadi amenorea (tidak dating bulan) berkepanjangan
c.             masih terjadi kemungkinan hamil
d.            kerugian atau penyulit inilah yang menyebabkan peserta KB menghentikan suntikan KB

D.   Pelaksanaan Pelayanan
Ruang untuk pasien rawat jalan maupun ruangan perawata dapat digunakan untuk pemberian kontrasepsi suntik. Bila mungkin, ruangan tersebut harus berada jauh dari daerah ramai  di lingkungan klinik atau rumah sakit. ruangan tersebut harus:
a.             mendapat cahaya yang memadai
b.            menggunakan lantai keramik atau semen agar mudah di bersihkan
c.             bebas dari debu dan serangga, dan
d.            memiliki ventilasi yang baik
Fasilitas untuk mencuci tangan juga harus tersedia didekat ruangan tersebut, termasuk persediaan air bersih yang mengalir, serta tersedia wadah atau kantung plastic untuk pembuangan limbah terkontaminasi. wadah tahan tusuk harus dilatakkan di tempat yang aman untuk pembuangan jarum dan alat suntik.

E.    Persiapan Klien
Karena kulit tidak mungkin disterilisasikan, antiseptic digunakan untuk meminimalkan jumlah mikroorganisme pada kulit tempat suntikan harus dilaksanakan. Hal ini mutlak harus dilaksanakan untuk mengurangi kemungkinan risiko infeksi pada lokasi suntik.
a.             periksa daerah suntik apakah bersih atau kotor
b.            bila lengan atas atau pantat yang akan disuntik terlihat kotor, calon klien diminta membersihkannya denan sabun dan air
c.             biarkan daerah tersebut kering



F.             Persiapan yang Dilakukan Petugas
Langkah 1 : cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir. keringkan dengan handuk atau dianginkan.
Langkah 2 : Buka dan buang tutup kaleng pada vial yang menutupi karet. hapus karet yang ada dibagian atas vial dengan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol 60-90 %. biarkan kering (pada Depo Provera / cyclofem).
Langkah 3 : Bila menggunakan jarum dan semprit suntik sekali pakai, segera buka plastiknya. Bila menggunakan jarum dan smprit suntik yang telah di sterilkan dengan DTT. pakai korentang/forsep yang telah di DTT untuk mengambilnya.
Catatan: jangan pakai semprit suntik untuk lebih dari sekali suntik. pada penelitian didapatkan pemakaian satu semprit dengan beberapa jarum dapat menularkan Virus hepatitis B.
Langkah 4 : pasang jarum pada semprit suntik dengan memasukkan jarum pada mulut semprit penghubung.
Langkah 5 : Balikkan vial dengan mulut vial ke bawah. masukkan cairan suntik dalam semprit. gunakan jarum yang sama untuk menghisap kontrasepsi suntik dan menyuntikan pada klien.
Catatan : Buang kebiasaan untuk tetap membiarkan I jarum menancap pada vial suntikan, dengan tujuan pemakaian beberapa kali. cara ini akan menyebabkan hubungan langsung dari udara kedalam tabung sehingga kuman dapat masuk dan mencemari obat/kontrasepsi suntik.

G.           Persiapan Daerah Suntikan
Langkah 1 : Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alcohol yang dibasahi oleh ethil/isopropyl alcohol 60-90%
Langkah 2 : Biarkan kulit tersebut kering sebelum dapat di suntik.

H.           Peralatan
a.              obat yang akan disuntikkan (Depo provera, cyclofem)
b.            semprit suntik dan jarrumnya (sekali pakai)
c.             Alkohol 60-90 dan kapas


I.              Teknik Suntikan
a.             Kocok botol dengan baik, hindarkan kejadiannya gelembung-gelembung udara (pada Depo provera / cyclofem). keluarkan isinya.
b.            suntikan secara intramuscular dalam di daerah pantat (daerah gluteal). Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat dan tidak bekerja segera dan efektif.
c.             Depo provera (3 mI / 150 mg atau 1 mI /150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu)
d.            Noristerat (200 mg) diberikan setiap 2 bulan (8 minggu)
e.            CYClofem 25 mg Medroksi progesterone asetat dan 5 mg estrogen sipionat diberikan setiap bulan. di Indonesia didaptkan haid teratur pada 85% peserta suntikan cyclofem.

J.  Setelah Tindakan Suntik
untuk jarum dan semprit sekali pakai
a.             Jangan memijat daerah suntik. jelaskan pada klien bahwa obat akan terlalu cepat diserap.
b.            Jangan masukkan kembali, dan jangan memengkokkan atau mematahkannya buang jarum dan semprit ke dalam kotak atau tempat tahan robekkan/ tusukan /tembus, misalnya kotak kayu, botol plastic, atau kaleng yng mempunyai tutup. botol bekas infus dapat di pakai, tetapi ada kemungkinan tembus atau robek
c.             Letakkan kotak tersebut pada tempat yang mudah di jangkau dan mudah di buka tanpa menggunakan benda tajam
d.            kubur atau bakar bila kotak tersebut telah 2/3 penuh.

K.             Klien yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi suntikan progestin
a.             Usia reproduksi
b.            telah memiliki anak
c.             menghendaki kontrasepsi jangka panjang
d.            menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
e.            setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.              telah abortus/keguguran
g.             perokok
h.            anemia defisiensi besi
i.               tekanan darah lebih dari 180/110 mmHg dengan masalah ganguan pembekuan darah
j.              mendekati usia menopause
k.             telah memiliki banyak anak


L.              Klien yang Tidak Boleh Menggunakan kontrasepsi suntikan progestin.
a.             hamil atau dicurigai hamil (risiko cacat pada 7 janin per 100.000 kelahiran)
b.            memiliki riwayat perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c.             tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid, terutama amenore
d.            menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
e.            menderita diabetes mellitus disertai komplikasi





















BAB III
PENUTUP

A.                Kesimpulan
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan hormonal.

B.                 Saran
Bidan harus berkonsultasi kepada ibu yang ingin menggunakan KB, agar ibu bisa memilih KB mana yang cocok digunakannya.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar